Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghindari Razia Polisi hingga Ban Bocor yang tak Terlupakan

Menghindari Razia Polisi hingga Ban Bocor yang tak Terlupakan

Satu masa yang selalu diingat selain masa kecil adalah masa sekolah. Diantara masa sekolah tersebut yang paling banyak diingat tentu masa dimana kita memakai seragam abu-abu.

Yup, masa SMA memang begitu indah dan menimbulkan rasa rindu. Meskipun banyak diantara kita pada masa tersebut sering mengeluh dengan berbagai pelajaran dan guru-guru yang senantiasa membebani kita dengan pekerjaan rumah dan tugas lainnya.

Kenapa Masa SMA menyenangkan

Masa SMA itu bisa dibilang masa mencari jati diri kata banyak orang dan mungkin juga itu juga benar ya.

Masa-masa di mana dibilang dewasa tetapi terkadang kenakalan dan keusilannya melebihi anak kecil. Dibilang anak-anak tetapi pada kenyataannya badan sudah pada besar tetapi masih sering mengeluh kalau ada pekerjaan rumah atau saat ulangan tiba.

Kenakalan dan keusilan semasa SMU itu terkadang kalau dipikir sekarang ini, kok bisa ya saya dulu seperti itu. Misalnya saja bolos sekolah, sering telat datang ke sekolah, bahkan mungkin kisah asmara yang timbul waktu itu. D

Kenangan  Menghindari Razia Polisi hingga Ban Bocor

Keseruan selalu saja terjadi saat masa SMA salah satu saat bermain dengan teman-teman sebaya. Salah satunya seperti yang saya alami waktu masa sekolah dahulu.

Semasa SMA atau SMU saya belum memiliki Surat Izin Mengemudi atau SIM karena memang umur belum mencukupi. Meskipun sudah sering kemana-mana termasuk ke kota Madiun, kebetulan saya tinggal di kabupaten. Lalu bagaimana kalau ada razia polisi? yah tentu saja berusaha menghindarinya. Biasanya kalau ada razia polisi akan ada tanda dari pengendaraa yang berpapasan dengan kita melalui kode lampu atau jari tangan.

Ceritanya waktu itu hari Minggu, saya dan beberapa teman SMA kebetulan berkumpul di  rumah salah satu teman. Mereka yang berkumpul bukan hanya dari satu SMA saja, juga ada yang berasal dari sekolah lainnya. Setelah ngobrol panjang kali lebar dan tinggi tentunya, timbullah rencana ke suatu tempat pariwisata.

Berangkatlah kami dengan 4 atau 5 montor, semuanya berboncengan melewati jalan raya. Semua berjalan lancar saja, hingga tibalah di suatu tempat ada razia polisi. Karena mengetahuinya sudah posisi dekat, otomatis tidak bisa menghindar lagi.

Nampak satu atau dua polisi berdiri untuk menyuruh pengendara berhenti termasuk saya, waktu itu berada di posisi paling depan. Meskipun sudah memakai helm tetapi kami semua tidak ada yang memiliki SIM. Nah, saat disuruh berhenti tersebut, saya tidak berhenti, tetapi terus saja berjalan bahkan tarik gas kencang-kencang. Kebetulan di depan ada jalan belok, saya cepat-cepat belok ke sana.

Setelah berada di jalan desa dan cukup jauh dari razia saya berhenti untuk mengetahui nasib teman-teman di belakang. Dan, ternyata teman-teman mengikuti saya, yang artinya mereka juga lolos dari razia polisi tersebut.

Setelah behenti beberapa lama, kita berunding lagi kemana langkah selanjutnya. Kami sepakat untuk menuju ke lokasi semula. Tetapi, jalan yang harus ditempuh yaitu kembali ke jalan raya. Di mana untuk menuju ke jalan raya kembali harus ke dekat tempat razia tadi. Dan, bisa dipastikan razia belum selesai.

Akhirnya bertanya ke orang desa, ternyata ada jalan alternatif untuk menuju ke tempat wisata tersebut yaitu melalui jembatan kecil berupa rel kereta yang sangat sepi tempatnya dan sedikit horor. Karena tidak ada alternatif lain. Maka pergilah kami melewati jembatan tersebut.

Berbagai doa dipanjatkan saat  melewati jembatan kecil itu. Lega rasanya, saat semua berhasil melewatinya. Namun, kelegaan kami tersebut tidak berjalan lama, karena montor salah satu teman kami ada yang bannya bocor. Berhubung desanya kecil, jadi untuk mencari tambal ban lumayan jauh. 

Ban bocor sudah terselesaikan tetapi waktunya sudah siang, selesai sholat dhuhur. Dengan berbagai halangan yang dihadapai, kami menyadari kalau perjalanan kami mungkin tidak direstui orang tua. Akhirnya kami memutuskan pulang saja daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seru ya momen-momen seperti itu, dulu saat mengalami hal tersebut kesal sekali karena tidak bisa ke tempat tujuan. Namun, sekian waktu berlalu kalau ingat masa itu jadi tersenyum sendiri.

Nah, itu tadi salah satu cerita seru dengan teman masa abu-abu yaitu Menghindari Razia Polisi hingga Ban Bocor, tentunya masih banyak cerita seru lainnya yang masih kita ingat dan ceritakan kalau bertemu dengan teman-teman. Kalau teman-teman nih punya cerita apa nih dengan bestinya semasa sekolah dahulu. Share yuk pengalamannya!

Posting Komentar untuk "Menghindari Razia Polisi hingga Ban Bocor yang tak Terlupakan"