Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beat Leprosy dan Hilangkan Stigma Kusta

Beat Leprosy dan Hilangkan Stigma Kusta

Setiap bulan Januari minggu terakhir diperingati sebagai Hari Kusta Sedunia. Untuk tahun 2024 peringatan Hari Kusta mengambil tema “Beat Leprosy” atau “Kalahkan Kusta.” Selain mengalahkan kusta, kita juga perlu menghilangkan stigma kusta.

Gaung penyakit kusta sendiri menurut saya pribadi sangat minim. Mungkin karena di lingkungan saya tidak ada yang menderita penyakit ini. Jadi, tidak terdengar orang yang membicarakan penyakit kusta. Saya mengetahui tentang penyakit ini justru dari media, baik cetak maupun visual.

Padahal kasus Kusta di Indonesia menurut data dari World Health Organization (WHO) menempati urutan ke-3 di dunia. Setelah negara India dan Brazil. Ini bukan prestasi ya, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menurunkan jumlah penderita kusta bahkan menghilangkan penyakit tersebut dari negara kita.

Pengertian Kusta

Kusta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yaitu bakteri yang menyerang kulit dan jaringan saraf perfect serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung.

Menurut laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit kusta adalah penyakit infeasible bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi dan saluran pernafasan. Dan, pada umumnya tidak menyebabkan kematian. 

Sementara WHO (World Health Organization) mengartikan kusta menjadi 2, yaitu:

  • Pausibasiler: 1-5 lesi artinya kusta jenis ini menyebabkan rasa baal yang jelas dan menyerang satu cabang saraf.
  • Multibasiler: lesi >5, artinya kusta jenis ini rasa baalnya tidak jelas dan menyerang banyak cabang saraf.

Bicara tentang penyakit kusta, saya ingat sewaktu masih kecil menonton film yang lupa judulnya. Namun, ada satu scene yang saya ingat sampai sekarang adalah ada banyak penderita kusta dengan tubuh kering kerontang diisolir di suatu daerah. Dan kebanyakan dari mereka sudah mengalami kecacatan, mulai jari kaki dan tangan menghilang perlahan. Dan, ingatan tersebut terus melekat di diri saya hingga saat ini kalau penyakit kusta bisa menyebabkan kecacatan.

Sejarah Hari Kusta Sedunia

Dikutip dari laman WHO (World Health Organization), Hari Kusta Sedunia didirikan pada tahun 1954 oleh Raoul Follereau, seorang jurnalis Perancis. Peringatan ini bertujuan untuk mengadvokasi para penderita penyakit kusta.

Selain itu ada juga yang mengatakan penyakit kusta sebagai penyakit Hansen. Nama Hansen sendiri diambil dari nama seorang dokter Norwegia yang berhasil menemukan penyakit kusta pada tanggal 28 Februari 1873. Nama lengkap dokter tersebut adalah Gerhard Armauer Hansen.

Hari kusta sedunia kemudian ditetapkan setiap Hari Minggu terakhir di bulan Januari oleh Raoul Follereau. Penetapan hari tersebut sebagai tanda penghormatan terhadap Mahatma Gandhi yang telah bekerja keras untuk kusta.

Streaming Hari Kusta 2024 bersama NLR dan KBR

Beat Leprosy dan Hilangkan Stigma Kusta
Foto: koleksi pribadi
Pada Selasa, 30 Januari 2024, NLR bekerjasana dengan KBR mengadakan live streaming youtube untuk memperingati Hari Kusta 2024 yang menghadirkan dua narasumber yaitu Agus Wijayanto MMID dan Hana Krismawati, M. SC. Sedangkan host nya adalah Rizal Wijaya.

Menurut Ibu Hana seorang Pegiat kusta dan Analisis Kebijakan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan-Minister Office), tema peringatan Hari Kusta 2024 yang jatuh pada tanggal 28 Januari adalah “Beat Leprosy Unity Act Eliminate”.

Melalui tema tersebut pesan yang ingin disampaikan adalah keinginan untuk benar-benar mengeliminasi kusta dari Indonesia dan semangat global untuk membantu para penyandang kusta untuk sembuh dari sakitnya dan mengeliminasi secara global kasus kusta.

Berdasarkan data penelitian jumlah penderita kusta yang tercatat hingga akhir 2023 adalah 17 ribu orang. Dan, tugas kita bersama untuk mengeliminasi jumlah tersebut 

Menjawab pertanyaan dari Gita Siwi tentang bagaimana seorang penderita kusta bertindak saat mengetahui dia terkena penyakit tersebut, Ibu Hana menjelaskan kalau pasien kusta tidak boleh menunda-nunda untuk mendatangi fasilitas kesehatan. Dia harus jujur kepada petugas kesehatan dengan kondisinya. Apalagi saat ini pelayanan penyakit kusta sudah ada di puskesmas. 

Selain itu keluarga pasien atau OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta) harus memberi support ke penderita, jangan sampai mengucilkan apalagi mengeluarkan stigma negatif terhadap pasien. Karena kondisi saat ini seharusnya sudah tidak ada stigma negatif terhadap penyakit kusta. Bahwasanya penyebab penyakit kusta telah ditemukan dan penyakit ini bisa disembuhkan.

Sementara itu Bapak Agus Wijayanto, Direktur Eksekutif NLR Indonesia menjelaskan sejarah singkat berdirinya NLR Indonesia. NLR (No until Leprosy Remain) adalah organisasi nirlaba berbadan hukum yayasan yang berdiri sejak tahun 2018. Sebenarnya NLR merupakan perubahan dari sebuah organisasi internasional yang dulu namanya Netherlands Leprosy.

Dalam menjalankan programnya NLR bekerja sama dengan pemerintah yaitu Kementerian Kesehatan. Juga bekerjasama dengan media untuk mengedukasi masyarakat supaya lebih aware dengan kusta. Dengan hal ini diharapkan masyarakat juga turut aktif dalam mengeliminasi kusta dari Indonesia.

Bapak Agus menjawab pertanyaan dari penonton tentang kenapa masih ada orang yang menderita kusta karena masih ada yang menderita penyakit kusta di Indonesia, dimana untuk penularan dan pengobatannya membutuhkan waktu yang panjang.

Sebagai orang awam tentang kusta, saya sangat bersyukur bisa menyaksikan secara langsung peringatan Hari Kusta 2024. Banyak ilmu baru yang didapatkan.

Kusta bukan penyakit kutukan, ayo “Beat Leprosy” dan hilangkan stigma negatif terhadap penderita kusta. Kita bisa bersama-sama mengeliminasi kusta dari Indonesia, bahkan seluruh dunia.



Referensi

1. https://dinkes.madiunkota.go.id/?p=1523#:~:text=Kusta%20adalah%20penyakit%20yang%20disebabkan,yang%20melapisi%20bagian%20dalam%20hidung.

2.https://www.youtube.com/live/_yCNGH6RgQ4?si=m9-Ces3jBMB9hmAM

3. https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7162887/peringatan-hari-kusta-sedunia-2024-tema-hastag-dan-sejarahnya



Posting Komentar untuk "Beat Leprosy dan Hilangkan Stigma Kusta "